Friday, November 21, 2008

Bagaimana efek rumah kaca terjadi?

Para ahli memperkenalkan istilah efek rumah kaca untuk menggambarkan pemanasan global akibat terkurungnya radiasi. Istilah efek rumah kaca sebenarnya diambil dari cara petani menjaga suhu ruangan tetap hangat. Seperti diketahui, kaca  bersifat  tembus sinar matahari.  Sinar yang masuk tersebut sejatinya akan dipantulkan keluar namun pantulan tersebut dipantulkan kembali  ke dalam oleh dinding kaca sehingga energi panas dari radiasi sinar matahari terperangkap di dalam rumah kaca. Dengan cara ini suhu ruangan di dalam rumah kaca tetap hangat setiap saat. Demikian juga fungsi atmosfer terhadap bumi.
Ketika radiasi sinar matahari masuk ke bumi maka sebagian besar sinar tersebut akan dipantulkan kembali ke luar angkasa. Namun tidak seluruhnya radiasi sinar tersebut dipantulkan karena gas-gas di atmosfer seperti karbon dioksida lebih dulu mengikatnya. Dengan mengikat radiasi sinar matahari maka suhu di bumi tetap hangat. Pada zaman dahulu jumlah karbon dioskida di atmosfer masih sedikit dan dengan demikian sedikit pula radiasi sinar matahari yang diikat. Karena itu suhu bumi di masa lalu relatif lebih sejuk dibandingkan sekarang. 
Pemanasan global terjadi seiring dengan  penebangan hutan, asap pabrik dan kendaraan, dan pertambangan karena akitivitas-aktivitas tersebut meningkatkan jumlah karbon dioksida diatmosfer secara luar biasa. Ketika karbon dioksida semakin banyak maka semakin banyak pulalah radiasi sinar yang ditangkap.  Karena setiap tahun jumlah karbon dioksida di atmosfer bertambah maka suhu bumi semakin lama juga semakin panas. 
Para pakar lingkungan memperkirakan terjadi kenaikan satu derajat celcius setiap tahunnya. Itu artinya jika suhu rata-rata di Indonesia pada tahun 2007 adalah 28 derajat Celcius, maka pada tahun 2017 sudah menjadi 38 derajat Celcius. Tentu saja kita tidak pernah mengharapkan hal ini terjadi. 

No comments: